Di pendidikan formal, kita hanya dilatih untuk mencari uang. Semakin banyak uang yang nantinya bisa diperoleh, semakin tinggi biaya sekolahnya. Saat ini mungkin kedokteran yang paling menarik untuk bisa secara cepat mendapatkan uang.
Seorang dokter punya mobil dan rumah yang bagus itu sudah dianggap wajar. Justru kalau tidak punya apa apa itu akan dipertanyakan : "Jangan jangan tidak laku ?"
Karena dianggap paling memberi harapan bisa mendapat uang besar itulah, biaya pendidikan dokter seperti burung liar. Terbang tinggi dan sulit ditangkap orang biasa. Biaya masuknya bisa ratusan juta dan SPP nya puluhan juta.
Padahal setelah lulus, berbeda dengan dokter jaman saya dulu, dokter sekarang lebih sulit lagi mencapai kategori “hidup layak”. Kecuali mereka yang bermodal kuat dan meneruskan ke spesialis.
Tetapi dari pelajaran tentang cashflow tadi, berapa banyak kita mendapatkan uang ternyata tidak terlalu penting. Jauh lebih penting dari mana dan kemana aliran uang itu ?, atau cashflow nya. Yang sama pentingnya adalah bagaimana cara kita mempergunakan uang itu ?.
Bagian besar orang menggunakan uangnya dengan cara yang salah. Yaitu untuk kesenangan dan kenyamanan hari ini, tanpa peduli hari esok.
Manusia memang makhluk yang kompleks. Mereka paling suka membeli sesuatu yang SEBENARNYA tidak dia butuhkan. Barang itu dibeli untuk ditunjukkan orang lain yang SEBENARNYA tidak peduli. Celakanya, barang itu dibeli dengan uang yang SEBENARNYA BELUM mereka peroleh.
Menurut dr. Sigit Setyawadi SpOG ada 3 tipe orang dalam menggunakan uang, yaitu :
1. TIPE PEMINJAM : Orang dengan tipe ini adalah sumber penghasilan para bankir. Untuk mereka ada karpet merah di bank atau perusahaan leasing. Apapun barang yang diinginkan dibeli secara kredit. Lunas dengan yang satu dia akan mengambil kredit yang lain.
Hidup semewah dia bisa, ibarat menyetir mobil selalu menekan gas sampai di garis merah. Mobil apapun yang dia naiki selalu dipacu sampai batas maksimal.
Robert T Kiyosaki menyebut kehidupan orang tipe peminjam sebagai almost bankcrupt atau hampir bangkrut. Jika pencari nafkahnya berhenti bekerja, maka keluarganya langsung bangkrut karena harus menjual barang barang yang ada.
Pencari nafkah berhenti bekerja itu bisa kapan saja. Bisa masih lama sesuai rencana pensiun, bisa di PHK dalam waktu dekat, bisa juga sakit atau meninggal hari ini.
Apakah Anda mengenal satu saja dari mereka ?
2. TIPE PENABUNG : Orang dengan tipe ini tidak suka ambil kredit, selalu beli cash. Tetapi karena tujuan menabung untuk membeli barang, sebenarnya ya hampir sama saja.
3. TIPE INVESTOR : Inilah yang besok akan hidup enak karena sudah terbiasa menyisihkan sebagian penghasilannya untuk diinvestasikan. Ada beberapa jenis investor. Ada investor kecil dan ada investor besar. Pola pikirnya sama, hanya ilmu dan keberaniannya saja yang berbeda.
Robert T Kiyosaki mengajarkan kita untuk memiliki 3 celengan. Kita perlu menyisihkan 30% dari penghasilan kita, dimasukkan ke 3 celengan.
• 10% untuk tabungan. Hanya boleh digunakan untuk kondisi sangat darurat.
• 10% untuk investasi, jika jumlahnya sdh cukup diinvestasikan. Namanya investasi ada kemungkinan gagal
.• 10% digunakan untuk sedekah.
Kabar buruknya, jika Anda tidak bisa menyisihkan 30% penghasilan Anda ketika penghasilan Anda masih 1 juta sebulan. Andapun pasti tidak bisa menyisihkannya ketika penghasilannya 100 juta sebulan.
Biasanya kita akan berpikir : ”Aah sekarang masih pas pas an, untuk hidup saja sulit. Nanti kalau penghasilan sudah cukup besar dan sudah longgar baru saya akan menyisihkan uangnya”.
Percayalah pada saya, Anda tidak akan bisa menyisihkan ketika penghasilan Anda mulai besar. Ini masalah sikap, bukan besar kecilnya penghasilan.
Apakah Anda bersikap sebagai budaknya uang atau slave of money yang naik turunnya kehidupan Anda diatur uang yang Anda miliki, atau Anda mau menjadi majikannya uang atau master of money dimana kehidupan Anda tidak diatur oleh banyak sedikitnya uang tetapi oleh Anda sendiri.
Seperti teman dr. Sigit Setyawadi SpOG meskipun sudah punya pabrik dan uang banyak, tetap saja dia tinggal di kontrakan. Ketika lama kemudian bertemu lagi, dr. Sigit Setyawadi SpOG memakai BMW dan dia masih pakai Panther tua.
Padahal aset dr. Sigit Setyawadi SpOG dan dia seperti bumi dan langit, sedangkan beban dr. Sigit Setyawadi SpOG dan dia seperti langit dan bumi.
Jadi mulai kapan perlu menyisihkan uang ?
SEKARANG JUGA!